Panduan Shalat Penjelasan Tentang 13 Rukun Shalat yang Wajib Diketahui Umat Islam

Media Al Ahkam Okt 20, 2024 51 Views
Share:

Rukun Shalat adalah elemen-elemen wajib dalam pelaksanaan shalat yang harus dipenuhi agar shalat tersebut sah menurut syariat Islam. Berikut adalah penjelasan singkatnya:

13 Rukun yang Wajib Dilakukan dalam Shalat

1. Niat

Rukun shalat yang pertama adalah niat, namun niat ini dilakukan bersama takbirotul ihrom karena awal dari shalat adalah takbirotul ihrom, lihat bacaan niat shalat fardu.

2. Berdiri Tegak

Berdiri Tegak (jika mampu): Melakukan shalat dengan posisi berdiri, kecuali ada alasan tertentu yang membuat tidak bisa berdiri. Orang yang melakukan shalat diwajibkan berdiri, dalam shalat fardu jika orang mampu berdiri dengan baik (tidak gemetar, sempoyongan atau takut jatuh) maka berdiri adalah wajib, jika tidak mampu berdiri dengan baik maka bisa dilakukan dengan duduk , jika tidak mampu duduk bisa dengan tidur miring, jika tidak mampu bisa dengan mlumah, jika masih tidak mampu bisa dengan isyarat, jika isyarat juga tidak mampu cukup di hati saja.

3. Takbirotul Ihrom

Cara melakukan takbirotul ihrom adalah mengangkat kedua tangan sampai diatas pundak dengan membuka telapak tangan, kemudian kedua tangan di letakkan diantara perut dan dada, tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri. Saat melakukan gerakan ini sambil membaca “Allohu Akbar” dan di dalam hati membaca niat shalat.

Setelah takbirotul ihrom disunnahkan membaca do’a istiftah, yaitu:

كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا, اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ, اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ, لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allahu Akbar, kabiraw walhamdulillahi katsiraw wa subhanallahi bukrataw wa ashila, Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin, Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin, La syarikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

Artinya: “Allah Mahabesar, Mahasempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya, dan Mahasuci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada Zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang muslim.”

4. Membaca Surat Fatehah

Dalam shalat, membaca fatehah adalah wajib, jika belum bisa membaca fatehah maka diganti bacaan surah lain, jika belum bisa membaca surah apapun bisa diam selama sekiranya cukup untuk membaca fatehah. Bacaan fatehah adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ – اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ – الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ – مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ – اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ – اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ – صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

Bismillahir-rahmanir-rahim. Al-hamdu lillahi rabbil-‘alamin. Ar-rahmanir-rahim. Maliki yaumid-din. Iyyaka na‘budu wa iyyaka nasta‘in. Ihdinas-siraṭal-mustaqim. siraṭal-lazina an‘amta ‘alaihim, gairil-magdubi ‘alaihim wa lad-dallin. Amiin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat”. Setelah membaca surah fatehah disunnahkan membaca surah pendek sebisanya, misalnya surah al-ihlas atau yang lain.

5. Ruku’ dengan Tumakninah

Setelah membaca surah pendek lalu tangan diangkat sampai diatasnya pundak sambil membaca “Allohu Akbar”. Kemudian membungkuk dengan kedua tangan memegang lutut, lutut harus lurus, kepala dengan punggung disejajarkan (rata) tidak mendongak atau menunduk. Dalam keadaan rukuk lalu membaca kalimat dibawah ini:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhana robbiyal ‘adhimi wabihamdih.

Artinya: “Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagiMu”.

Tuma’ninah adalah sikap tenang dan diam sejenak dalam shalat (sekiranya cukum untuk membaca lafad subhanalloh), terutama saat melakukan gerakan rukuk, sujud, i’tidal, dan duduk di antara dua sujud.

6. I’tidal dengan Tumakninah

I’tidal adalah bangun dari rukuk dengan tangan diangkat sampai diatas pundak, kemudian tangan dilepaskan kebawah (tangan jangan diayun-ayunkan), berdirinya harus tegak. Saat I’tidal membaca bacaan berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموتِ وَمِلْ ءُالْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Sami’allahu limah hamidah. Allahumma robbana lakal hamdu mil us samaa waa ti wa mil ul ardhi wa mil umaa syi’ta syai im ba’du”.

Artinya: “Ya Allah, Tuhanku, bagiMu segala puji, sepenuh semua langit, sepenuh bumi, dan sepenuh semua apa yang Kau sukai dari sesuatu apapun”.

7. Dua Sujud dengan Tumakninah

Ketika menurunkan badan untuk sujud, tidak perlu mengangkat kedua tangan seperti i’tidal. Badan diturunkan dengan lebih dulu dengan meletakkan lutut di sajadah, kemudian kedua tangan di letakkan di sajadah sejajar dengan pundak, kemudain dahi dan hidung diletakkan diatas sajadah. Ketika sujud, rambut tidak boleh menutupi dahi apalagi perempuan rambutnya jangan sampai kelihatan. Jika memakai kopyah jangan sampai kopyahnya menutupi dahi. Ketika sujud jari-jari kaki diusahakan “mancat” telapak kaki berdiri dan jari-jari ditekuk menempel sajadah), pantat diangkat, siku-siku tangan jangan ditempelkan perut (untuk laki-laki lebih baik sikunya direnggangkan), untuk perempuan, telapak tangan diletakkan dibawah pundak dengan siku dirapatkan kedalam. Ketika sujud sudah sempurna lalu membaca:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana robbiyal a’la wabihamdih

Artinya: Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan segala puji bagi-Nya

8. Duduk diantara Dua Sujud dengan Tumakninah

Setelah selesai sujud lalu bangun sambil membaca “Allohu Akbar”. Lebih dulu kepala diangkat lalu kedua telapak tangan diletakkan diatas paha dengan ujung jari sejajar dengan lutut, kaki kiri diduduki, telapak kaki kanan berdiri dan jari kaki ditekuk sehingga telapak jari kaki menempel di sajadah. Setelah duduk dengan sempurna lalu membaca:

 رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahgdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii

Artinya : “Ya Allah,ampunilah dosaku,belas kasihinilah aku dan cukuplah segala kekuranganku da angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku,dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan padaku dan berilah ampunan kepadaku”.

9. Duduk Tahiyat Akhir

Sebelum tahiyat akhir, setiap dua rokaat ada tahiyat awal, tahiyat ihi sunnah. Cara duduk tahiyat awal itu sama seperti duduk diantara dua sujud hanya saja ditambah ketika membaca syahadad dalam tahiyat, tangan kanan mengepal dengan jari telunjuk diluruskan.

Cara melakukan duduk tahiyat akhir yaitu tangan dan jari-jarinya sama seperti tahiyat awal, cara duduknya hampir sama seperti tahiyat awal tetapi kaki kiri dimasukkan dibawah kaki kanan

10. Membaca Tahiyat Akhir

Setelah duduk tahiyat dengan sempurna lalu membaca tahiyat. Bacaan tahiyat adalah sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ, السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللَّهِ الصَّالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلَّااللَّهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ,

Attahiyyatul mubarokatus sholawatut toyyibatul lillah. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warohmatullohi wabarokatuhu, Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shoolihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosulullohi

Artinya: Segala ucapan selamat bagi Allah, shalawat, dan kebaikan. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hambaNa dan utusanNya

Ketika tahiyat awal bacaannya seperti diatas, namun alangkah baiknya ditambah sholawat nabi seperti berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ, السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللَّهِ الصَّالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلَّااللَّهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Attahiyyatul mubarokatus sholawatut toyyibatul lillah. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warohmatullohi wabarokatuhu, Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shoolihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosulullohi, Allohumma solli ‘ala sayyidina Muhammadi wa’ala ali sayyidina muhammad

11. Membaca Sholawat setelah Tahiyat Akhir

Ketika tahiyat akhir bacaan tahiyat diatas ditambah dengan sholawat nabi seperti berikut:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allohumma solli ‘ala sayyidina Muhammadi wa’ala ali sayyidina muhammad

Berikut merupakan bacaan lengkap tahiyat akhir ditambah sholawat ibrahim

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ, السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللَّهِ الصَّالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلَّااللَّهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ, وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَّمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ, فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Attahiyyatul mubarokatus sholawatut toyyibatul lillah. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warohmatullohi wabarokatuhu, Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shoolihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosulullohi, Allohumma solli ‘ala sayyidina Muhammadi wa’ala ali sayyidina Muhammad kama shollayta ‘ala sayyidina ibrohima wa’ala ali sayyidina ibrohima, wabarik ‘ala sayyidina muhammadi wa’ala ali sayyina Muhammad kama barokta ‘ala sayyidina ibrohima wa’ala ali sayyidina ibrohima. Fil ‘alamiina innaka hamidum majid.

12. Membaca Salam yang pertama

Setelah membaca tahiyat, untuk mengakhiri shalat dengan menoleh ke kanan sambil membaca salam, bacaan salam sebagai berikut:

اَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ

13. Berurutan

Rukun shalat harus dilakukan berurutan seperti yang diajarkan Nabi, dan diantara rukun-rukun itu ada banyak sekali sunnah dalam shalat.

Leave a Comment