Keutamaan Membaca Surat Yasin
Surat yasin merupakan jantung Al-Qur’an, hadist yang menerangkan hal ini diriwayatkan oleh Tirmidzi namun periwayat menerangkan bahwa hadist ini sanadnya terputus. Terlepas dari hal ini ada hal lain yang menjadi keutamaan surat yasin yaitu :
1. Mendapat Ampunan Allah
مَنْ قَرَأَ يس فِيْ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ
“Siapa yang membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridooan Allah maka diampuni dosa-dosanya”. (HR. At Thobroni dan Al-Bayhaqi, dari Abu Huroiroh, Ad Darimi dari Hasan, Dishohihkan oleh Ibnu Hibban).
Ampunan dari Allah ditujukan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya namun kita sebagai hamba juga bisa meminta apapun pada Allah dengan cara yang yang telah ditunjukkan oleh Allah. Untuk meminta ampunan, Allah menunjukkan cara dengan membaca surat yasin di malam hari walau pun ada cara lain (seperti wirid istighfar) namun dengan membaca surat yasin lebih menunjukkan bahwa kita meminta ampun dengan sungguh-sungguh.
2. Mendapat Gelar Mati Syahid
مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يس كُلَّ لَيْلَةٍ ، ثُمَّ مَاتَ ، مَاتَ شَهِيْدًا
“Siapa yang membiasakan membaca Yasin setiap malam, kemudian ia mati, maka ia mati dalam keadaan syahid”. (HR. At-Thobroni dari Anas bin Malik).
Rasulullah pasti sudah tahu bahwa era damai akan datang dan salah satu keunggulan jihad adalah mati syahid. Dalam era perang banyak sahabat nabi yang terdorong menjadi sangat berani dalam medan perang untuk mendapat gelar syahid ini karena janji Allah orang yang mati syahid akan masuk surga tanpa di hisab. Lalu di era damai ini Allah menunjukkan cara untuk mendapatkan gelar syahid ini dengan membaca surat yasin di setiap malam. Gelar syahid ini tidak berlaku bagi muslim yang sengaja (berniat mati/bunuh diri) di medan perang.
3. Memintakan Ampunan pada orang yang telah mati
اِقْرَءُوْا عَلَى مَوْتاَكُمْ يس
“Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat Yasin”. (Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Nasai, Alhakim, Aththobroni, Albayhaqi).
Surat yasin untuk meminta ampunan (pada poin 1) juga berlaku berlaku bagi orang mati. Salah satu amal yang dibawa mati adalah anak shaleh dan anak shaleh ini akan selalu berdo’a memintakan ampunan orang tuanya pada Allah, salah satu caranya adalah membaca surat yasin yang pahalanya diberikan pada orang tuanya lalu ulama mentradisikan dengan yasinan.
4. Meringankan Orang yang sakaratul maut
Hadist diatas (pada point 3), ada sebagian ahli tafsir yang memaknai “mautakum” adalah orang yang sakaratul maut dan ulama membolehkan hal ini untuk dilakukan. Ada juga sebagian ulama yang memberikan cara khusus dengan bacaan surat yasin ini untuk meringankan sakit pada orang sakaratul maut
Apakah Yasinan itu bid’ah?
Bid’ah dalam hukum Islam ialah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. Sesuatu yang tidak boleh diubah adalah ibadah mahdoh, yaitu ibadah yang telah ditetapkan tata cara dan aturannya, sebagai contoh shalat isya yang telah ditetapkan empat rokaat akan menjadi bid’ah jika menambah satu rokaat menjadi lima. Ketika Nabi shalat tarawih sepuluh rakaat di rumah lalu melakukan shalat tarawih lagi sepuluh rakaat berjamaah di masjid, lalu sayyidina Umar melakukan jamaah shalat tarawih 20 rakaat di masjid, semua sahabat tidak ada yang melarang atau menentang hal itu.
Yasinan merupakan kumpulan bacaan do’a, pujian pada Allah, istighfar, ayat Qur’an, sholawat, tahlil. Lalu apa yang salah dengan semua bacaan itu? Semua bacaan itu dilakukan oleh Nabi, dalam yasinan tidak ada bacaan baru, semua adalah kalimat yang telah diajarkan oleh Nabi. Semua ulama sepakat bid’ah ada dua macam, bid’ah hasanah (boleh dilakukan) dan bid’ah sayyiah (hal buruk yang diancam dengan neraka).
مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَاوَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِاَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا. القائى, ج: 5ص: 76.
“Barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun, dan barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yang ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.
Sayyidina Umar Ibnul Khattab, setelah mengadakan shalat Tarawih berjama’ah dengan dua puluh raka’at yang diimami oleh sahabat Ubay bin Ka’ab beliau berkata :
نِعْمَتِ اْلبِدْعَةُ هذِهِ
“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.
Jika yasinan dikategorikan, maka merupakan bid’ah hasanah dengan rujukan apa yang telah dilakukan sayyidina Umar bi Khattab.