Jual Beli Syariah Panduan Lengkap untuk Transaksi Aman dan Berkah

Media Al Ahkam Mei 31, 2024 159 Views
Share:

Dalam Islam, jual beli yang sah harus memenuhi beberapa syarat. Ini penting untuk memastikan transaksi berjalan lancar dan berkah. Berikut ringkasan syarat hukum jual beli: (1) Pihak yang berakad ( penjual dan pembeli) cakap hukum. Artinya mereka dewasa, sehat mental, dan tidak tertekan. (2) Objek jual beli jelas dan suci. Barang yang diperjualbelikan harus jelas spesifikasinya, tidak najis (haram), dan milik penjual sah. (3) Ijab dan kabul (kesepakatan) yang jelas. Penjual dan pembeli harus sepakat terhadap barang dan harga tanpa ada paksaan. (4) Harga yang jelas dan tidak samar-samar. Harga harus ditetapkan dengan jelas dan tidak ambigu untuk menghindari perselisihan. Dengan terpenuhinya syarat-syarat ini, jual beli menjadi sah secara hukum Islam.

Macam-macam Jual Beli

البُيُوعُ ثًلاَثَةُ أَشْيَاءَ: بَيْعُ عَيْنٍ مُشَاهَدَةٍ فَجَائِزٌ وَبَيْعُ شَيءٍ مَوْصُوفٍ فِي الذِّمَّةِ فَجَائِزٌ إِذَا وُجِدَتِ الصِّفَةُ عَلَى مَا وُصِفَ بِهِ وَبَيْعُ عَيْنٍ غَائِبَةٍ لَمْ تُشَاهَدْ وَلَمْ تُوصَفْ فَلاَ يَجُوزُ وَيَصِحُّ بَيْعُ كُلِّ طَاهِرٍ مُنْتَفَعٍ بِهِ مَمْلُوكٍ وَلاَ يَصِحُّ بَيْعُ عَيْنٍ نَجِسَةٍ وَلَا مَا لَا مَنْفَعَةَ فِيهِ

Jual beli itu ada tiga macam: (a) Jual beli benda yang kelihatan di depan penjual dan pembeli, maka hukumnya adalah boleh. (b) Jual beli benda yang disebutkan sifatnya saja dalam janji (tanggungan) maka hukumnya adalah boleh jika didapati sifat tersebut sesuai dengan apa yang telah disebutkan; (c) Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat, maka tidak boleh (tidak sah). Dan sah menjual setiap benda suci yang bisa diambil manfaatnya serta dapat dimiliki. Dan tidak sah menjual benda najis dan benda yang tak ada manfaatnya.

Riba

فَصْلٌ: وَالرِّبَا فِي الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ وَالمَطْعُومَاتِ، فَلاَ يَجُوزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالذَّهَبِ وَلَا الفِضَّةِ كَذَلِكَ إِلاَّ مُتَمَاثِلاً نَقْداً وَلاَ بَيْعُ مَا ابْتَاعَهُ حَتَّى يَقْبِضُهُ وَلَا بَيْعُ اللَّحْمَ بِالحَيَوَانِ وَيَجُوزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالفِضَّةِ مُتَفَاضِلاً نَقْداً وَكَذَلِكَ المَطْعُومَاتُ لاَ يَجُوزُ بَيْعُ الجِنْسِ مِنْهَا بِمِثْلِهَ إِلاَّ مُتَمَاثِلاً نَقْداً وَيَجُوزُ بَيْعُ الجِنْسِ مِنْهَا بِغَيْرِهِ مُتَفَاضِلاً نَقْداً وَلاَ يَجُوزُ بَيْعُ الغَرَرِ

Riba itu berlaku pada emas, perak dan makanan.

Tidak boleh jual beli (bukan menukar) emas dengan emas, begitu juga perak dengan perak kecuali kalau sepadan berat timbangannya serta kontan. Tidak boleh menjual benda yang telah dibelinya sehingga benda itu dipegangnya (ada pada tangan yang hendak menjual itu). Tidak boleh menjual (menukar) daging dengan hewan. Boleh menjual (menukar) emas dengan perak tidak sebanding beratnya asal kontan. Begitu juga makanan, tidak boleh menjual (menukar) satu jenis yang semacam kecuali sebanding (ukuran atau takarannya) dan kontan. Boleh menjual (menukar) satu jenis daripada makanan itu dengan (jenis makanan) lainnya yang tidak sebanding asal kontan. Tidak boleh menjual barang yang tidak terang (gharar).

Garansi Dalam Jual Beli

فَصْلٌ: وَالمُتَبَايِعَانِ بِالخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا وَلَهُمَا أَنْ يَشْتَرَطَا الخِيَارَ إَلَى ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَإذَا وَجَدَ بِالمَبِيعِ عَيْبٌ فَلِلْمُشْتَرِي رَدُّهُ

Penjual dan Pembeli ada waktu pilihan selama mereka berdua belum berpisah. Mereka berdua diberi hak untuk memberikan syarat untuk waktu pilihan sampai tiga hari. Bila ditemukan dalam benda yang dibeli cacat maka pembeli boleh mengembalikannya.

Sistem Ijon

وَلاَ يَجُوزُ بَيْعُ الثَّمْرَةِ مُطْلَقاً إِلاَّ بَعْدَ بُدُوِّ صَلاَحِهَا وَلاَ بَيْعُ مَا فِيهِ الرِّبَا بِجِنْسِهِ رَطْباً إِلاَّ اللَّبَنَ

Tidak boleh menjual buah buahan kecuali sesudah jelas matang/tua. Tidak boleh berjualan dalam benda yang sejenis secara tidak sama kecuali susu.

Pesanan

فَصْلٌ: وَيصِحُّ السَّلَمُ حَالاً وَمُؤَجَّلاً فِيمَا تَكَامَلَ فِيهِ خَمْسُ شَرَائِطَ: أَنْ يَكُونَ مَضْبُوطاً بِالصِّفَةِ وَأَنْ يَكُونَ جِنْساً لَم~ يَخْتَلِطْ بِهِ غَيْرُهُ وَلَمْ تَدْخُلْهُ النَّارُ لإحَالَتِهِ وَأَنْ لاَ يَكُونَ مُعََّيناً وَلاَ مِنْ مُعَيَّنٍ

Akad salam (pemesanan) itu sah baik barang diterima secara langsung dan barang yang tidak diterima langsung (yaitu pemesanan) akan barang-barang yang sempurna terpenuhi di dalamnya lima syarat (yakni): (1) Barang itu dapat dipastikan keadaannya dengan sifat; (2) Barang itu adalah sejenis barang yang tidak bercampur aduk dengan jenis-jenis lainnya. (3) Barang itu tidak terkena api untuk (maksud) diubahnya dan keadaan mentah menjadi masak: artinya tidak dimasak. (4) Barang itu bukan yang ditentukan (ditunjuk). (5) Barang itu bukan juga sebagian dari barang-barang yang ditentukan (ditunjuk).

ثُمَّ لِصِحَّةِ السَّلَمِ فِيهِ ثَمَانِيَةُ شَرَائِطَ: وَهُوَ أَنْ يَصِفَهُ بَعْدَ ذِكْرِ جِنْسِهِ وَنَوْعِهِ بِالصِّفَاتِ الَّتِي يَخْتَلِفُ بِهَا الثَّمَنُ وَأَنْ يُذْكَرَ قَدْرُهُ بِمَا يُنْفِي الجَهَالَةَ عَنْهُ وَإنْ كَانَ مُؤَجَّلاً ذُكِرَ وَقْتُ مَحِلِّهِ وَأَنْ يَكُونَ مَوْجُوداً عِنْدَ الاسْتِحْقَاقِ فِي الغَالِبِ وَأَنْ يُذْكَرَ مَوْضِعُ قَبْضِهِ وَأَنْ يَكُونَ الثَّمَنُ مَعْلُوماً وًأَنْ يَتَقَابَضَا قَبْلَ التَّفَرُّقِ وَأَنْ يَكُونَ عَقْدُ السَّلَمِ نَاجِزاً لَا يَدْخُلُهُ خِيَارُ الشَّرْطِ

Untuk menjadi sahnya barang yang dipesan itu ada 8 (delapan) syarat yaitu: (1) Barang yang dipesan hendaklah menyifati barang itu setelah menyebutkan jenis dan macamnya dengan sifat-sifat yang (dapat) membedakan harga barang itu dari yang lain. (2) Haruslah menyebutkan kadar ukuran atau takarannya dengan keterangan yang (dapat) menghilangkan ketidak mengertian tentang barang itu. (3) Kalau pesanan itu barang yang tidak diterima langsung, maka yang dipesan harus menyebutkan waktu penerimaannya. (4) Barang itu pada umumnya harus ada pada waktu yang dijanjikan. (5) Yang dipesani harus menyebutkan tempat serah terima barang pesanan itu. (6) Haruslah harganya sudah diketahui. (7) (Pemesan kepada yang dipesani) harus membayar harga barang pesanan tersebut sebelum berpisah. (8) Akad pemesanan (akad salam) itu harus terus jadi, tidak boleh dimasuki khiyar bersyarat.

Gadai

فَصْلٌ: وَكُلُّ مَا جَازَ بَيْعُهُ جَازَ رَهْنُهُ فِي الدُّيُونِ إِذَا اسْتَقَرَّ ثُبُوتُهَا فِي الذَّمَّةِ، وَلِلرَّاهِنِ الرُّجُوعُ فِيهِ مَا لَمْ يَقْبِضْهُ وَلاَ يَضْمَنُهُ المُرْتَهِنُ إِلاَّ بِالتَّعَدِّي وَإذَا قَبَضَ بَعْضَ الحَقِّ لَمْ يَخْرُجْ شَيْءٌ مِنَ الرَّهْنِ حَتَّى يَقْضِى جَمِيعَهُ

Setiap sesuatu yang boleh dijual boleh pula digadaikan untuk keperluan hutang piutang. Jika tetap hutang piutang itu menjadi tanggungan (se pigadai). Bagi si pegadai boleh mengurungkan gadaiannya selagi barangnya belum diterima oleh penerima gadaian.

Penerima gadaian tidak (harus) mengganti barang gadaian itu kecuali kalau ia melanggar (tidak menepati amanah). Dan jika penerima gadaian masih menerima sebagian haknya (uang penebusan) belumlah persoalan gadaian itu terlepas (beres) sehingga si pegadai memenuhi semua hak penerima gadaian itu (semua uang penebusnya).

Orang Yang Dilarang Jual Beli

فَصْلٌ: وَالحَجْرِ عَلَى سِتَّةٍ الصَّبِيُّ وَالمَجْنُونُ وُالسَّفِيهُ المُبَذِّرُ لِمَالِهِ وَالمُفْلِسُ الَّذِي ارْتَكَبَتْهُ الدُّيُونُ وَالمَرِيضُ فِيمَا زَادَ عَلَى الثُّلُثِ وَالعَبْدُ الَّذِي لَمِ يُؤْذَنْ لَهُ فِي التِّجَارَةِ. وَتَصَّرُّفُ الصَّبِيِّ وَالمَجْنُونِ وَالسَّفِيهِ غَيْرُ صَحِيحٍ وَتَصَرُّفُ المُفْلِسِ يَصِحُّ فِي ذِمَّتِهِ دُوْنَ أَعْيَانِ مَالِهِ وَتَصَرُّفُ المَرِيضِ فِيمَا زَادَ عَلَى الثُّلُثِ مَوْقُوفٌ عَلَى إِجَازَةِ الوَرَثَةِ مِنْ بَعدِهِ وَتَصَرُّفُ العَبْدِ يَكُونُ فِي ذِمَّتِهِ يُتْبَعُ بِهِ بَعْدَ عِتْقِهِ

Larangan memebelanjakan uang hanyalah dilakukan terhadap 6 (enam) orang yaitu: (1) Anak-anak; (2) Orang gila; (3) Orang bodoh yang memubadzirkan urangnya (memboroskan uang semaunya). (4) Orang pailit (bangkrut) yang menanggung banyak hutang. (5) Orang sakit (yang mengkhawatirkan) dalam hal berwasiat menyedekahkan lebih dari sepertiga hartanya. (6) Hamba sahaya atau budak yang tidak diijinkan berdagang oleh tuannya.

(a) Pembelanjaan oleh anak-anak, orang gila dan orang safih adalah tidak sah. (b) Pembelanjaan oleh orang pailit adalah sah atas tanggungannya sendiri (asal) bukan pembelanjaan harta yang sedang diawasi. (c) Pembelanjaan orang sakit dalam jumlah lebih besar dari sepertiga hartanya adalah diserahkan atas ijin ahli warisnya sesudah ia wafat. (d) Pembelanjaan budak (tanpa seijin tuannya) adalah tidak sah dan segala akibatnya menjadi tanggung jawab sendiri, (artinya) bahwa ia dituntut sendiri sesudah merdeka jika dalam pembelanjaannya tadi merusak sesuatu.

Rekonsiliasi

فَصْلٌ: وَيَصِحُّ الصُّلْحُ مَعَ الإقْرَارِ فِي الأَمْوَالِ وَمَا أَفْضَي إِلَيهَا، وَهِوَ نَوْعَانِ: إِبْرَاءٌ وَمُعَاوَضَةٌ فَالإبْرَاءُ اقْتِصَارُهُ مِنْ حَقِّهِ عَلَى بَعْضِهِ وَلاَ يَجُوزُ تَعْلِيقُهُ عَلَى شَرْطٍ وَالمُعَاوَضَةُ عُدُولُهُ عَنْ حَقِّهِ إِلَى غَيْرِهِ وَيَجْرِي عَلَيْهِ حُكْمُ البَيْعِ وَيَجُوزُ لِلإنْسَانِ أَنْ يُشَرِّعَ رَوْشَناً فِي طَرِيقٍ نَافِذٍ بِحَيْثُ لَا يَتَضَرَّرُ المَارُّ بِهِ وَلاَ يَجُوزُ فِي الدَّرْبِ المُشْتَرَكِ إِلاَّ بِإذْنِ الشُّرَكَاءِ وَيَجُوزُ تَقْدِيمُ البَابِ فِي الدَّرْبِ المُشْتَرَكِ وَلاَ يَجُوزُ تَأْخِيرُهُ إِلاَّ بِإِذْنِ الشُّرَكَاءِ

Sah berdamai (shuluh) disertai iqrar (pengakuan) dalam harta dan sesuatu yang mengalir kesana. Damai itu ada dua macam: membebaskan dan mengganti. Adapun membebaskan meringkas perdamaian dari stu hak kesebagian hak. Tidak boleh menggantungkan hak kepada sarat. Pembebasa pengganti memindahkan hak ke yang lain. Dan berlaku dalam perdamaian ini hukum jual beli. Dan diperbolehkan membuka daun jendela dijalan lintas yang tidak membahayakan orang yang berjalan. Tidak boleh dalam gerbang kecuali dengan mendapa ijin serikatnya. Tidak boleh memajukan pintu dalam gerbang milik bersama dan juga tidak boleh membelakangkan pintu gerbang milik bersama kecuali dengan ijin serikatnya.

Hiwalah (Akad Pemindahan Utang/Piutang Suatu Pihak Kepada Pihak Yang Lain)

فَصْلٌ: وَشَرَائِطُ الحِوَالَةِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ رِضَا المُحِيلِ وَقَبُولُ المُحْتَالِ وَكَوْنُ الحَقُّ مُسْتَقِرًّا فِي الذِّمَّةِ وَاتِّفَاقُ مَا فِي ذِمَّةِ المُحِيلِ وَالمُحَالِ عَلَيْهِ فِي الجِنْسِ وَالنَّوْعِ وَالحُلُولِ وَالتَّأْجِيلِ وَتَبْرَأُ بِهَا ذِمَّةُ المُحِيلِ

Sarat Hiwalah ada empat:

  1. relanya yang mindah
  2. penerimaan yang dipindah
  3. keadaan hak masih dalam tanggungan
  4. kesepakatan tanggungan yang mindah, yang dipindah dan yang menerima pindahan dalam jenis, macam, jatuh tempo, segera.

Membebaskan tanggungan itu adalah itu adalah hak yang memindahkan

Jaminan

فَصْلٌ: وَيِصُحُّ ضَمَانُ الدُّيُونِ المُسْتَقِرَّةِ فِي الذِّمَّةِ إِذَا عُلِمَ قَدْرُهَا وَلِصَاحِبِ الحَقِّ مُطَالَبَةُ مَنْ شَاءَ مِنَ الضَّامِنِ وَالمَضْمُونِ عَنْهُ إِذَا كَانَ الضَّمَانُ عَلَى مَا بَيَّنَّا وَإذَا غَرِمَ الضَّامِنُ رَجَعَ عَلَى المَضْمُونِ عَنْهُ إِذَا كَانَ الضَّمَانُ وَالقَضَاءُ بِإذْنِهِ وَلَا يَصِحُّ ضَمَانُ المَجْهُولِ وَلَا مَا لَمْ يَجِبْ إِلاَّ دَرْكِ المَبِيعِ

Sah menanggung hutang yang masih dalam tanggungan ketika diketahui perkiraan yang akan ditanggung. Bagi yang punya hak berhak meminta kapan saja dari yang menanggung dan yang ditanggung ketika barang yang ditanggung itu adalah jelas. Dan ketika barang itu sudah di di tempuhi yang menanggung maka meminta kembali terhadap yang ditanggung ketika tanggungan itu telah diijinkan olehnya. Tidak sah menanggung tanggungah yang tidak diketahui dan juga tidak sah menanggung sesuatu yang tidak wajib kecuali dalam bab tingkatan perdagangan

فَصْلٌ: وَالكَفَالَةُ بِالبَدَنِ جَائِزَةٌ إِذَا كَانَ عَلَى المَكْفُولِ بِهِ حَقٌّ لِآدَمِيٍّ

Menanggung perawatan badan itu boleh ketika yang dirawat itu adalah hak Adam

Kerjasama

فَصْلٌ: وَلِلشِّرْكَةِ خَمْسُ شَرَائِطَ: أَنْ يَكُونَ عَلَى نَاضٍّ مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيرِ وَأَنْ يَتَّفِقَا فِي الجِنْسِ وَالنَّوْعِ وَأَنْ يُخْلَطَا المَالَيْنِ وَأَنْ يَأذَنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنهُمَا لِصَاحِبِهِ فِي التَّصَرُّفِ وَأَنْ يَكُونَ الرِّبْحُ وَالخُسْرَانُ عَلَى قَدْرِ المَالَيْنِ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنهُمَا فَسْخُهَا مَتَى شَاءَ وَإذَا مَاتَ أَحَدُهُمَا بَطَلَتْ

Kerja sama ada lima syarat:

  1. kerja sama dalam uang baik dirham atau dinar
  2. Mufakat dalam jenis dan macam
  3. Dicampurkannya dua harta
  4. Saling mengijinkan kepada yang lain dalam beroperasi
  5. Untung dan rugi dibebankan kepada dua harta

Semua dari kedua belah pihak berhak merusak akad kapan saja. Ketika salah seorang meninggal maka batal.

Perwakilan

فَصْلُ: وَكُلُّ مَا جَازَ لِلإنسَانِ التَّصَرُّفُ فِيهِ بِنَفْسِهِ جَازَ لَهُ أَنْ يُوَكِّلَ فِيْهِ أَوْ يَتَوَكَّلَ وَالوَكَالَةُ عَقْدٌ جَائِزٌ لِكُلٍّ مِنْهُمَا فَسْخُهَا مَتَى شَاءَ وَتَنْفَسِخُ بِمَوْتِ أَحَدِهِمَا وَالوَكِيلُ أَمِينٌ فِيمَا يَقْبِضُهُ وَفِيمَا يُصْرِفُهُ وَلاَ يَضْمَنُ إِلَّا بِالتَّفْرِيطِ، وَلاَ يَجُوزُ أَنْ يَبِيعَ وَيَشْتَرِيَ إِلاَّ بِثَلاَثَةِ شَرَائِطَ أَنْ يَبِيعَ بِثَمَنِ المِثْلِ وَأَنْ يَكُونَ نَقْداً بِنَقْدِ البَلَدِ وَلاَ يَجُوزُ أَنْ يَبِيعَ مِنْ نَفْسِهِ وَلَا يُقِرُّ عَلَى مُوَكِّلِهِ

Setiap sesuatu yang diperbolehkan mengoperasikannya maka diperbolehkan mewakilkan atau menerima wakil. Berwakil adalah akad yang diperbolehkan. Masing Masing punya hak untuk membatalkan akad kapan saja. Akad wakil dinyatakan batal sebab metinya salah seorang dri mereka. Wakil harus bisa dipercaya dalam sesuatu yang diterima dan yang akan ditasarufkannya. Wakil tidak mengganti kecuali dalam kecerobohan. Wakil tidak boleh menjual atau membeli kecuali tiga syarat:

  1. Menjual dengan harga umum
  2. Mengoperasikan harta dengan uang daerah tersebut
  3. Tidak diperbolekan menjual sendiri dan tidak harus ditetapkan oleh yang mewakilkan.

Pengakuan

فَصْلٌ: وَالمُقِرُّ بِهِ ضَرْبَانِ حَقُّ اللهِ تَعَالَى وَحَقٌّ لِآدَمِيٍّ فَحَقُّ اللهِ تَعَالَى يَصِحُّ الرُّجُوعُ فِيهِ عَنِ الإقْرَارِ بِهِ وَحَقُّ الآدَمِيِّ لاَ يَصِحُّ الرُّجُوعُ فِيهِ عَنِ الإقْرَارِ بِهِ، وَتَفْتَقِرُ صِحَّةُ الإقْرَارِ إِلَى ثَلاَثَةِ شَرَائِطَ: البُلُوغُ وَالعَقْلُ وَالاخْتِيَارُ وَإنْ كَانَ بِمَالٍ اعْتُبِرَ فِيهِ شَرْطٌ رَابِعٌ وَهُوُ الرُّشْدُ. وَإذَا أَقَرَّ بِمَجْهُولٍ رَجَعَ إِلَيْهِ فِي بَيَانِهِ وَيَصِحُّ الاسْتِثْنَاءِ فِي الإقْرَارِ إِذَا وَصَلَهُ بِهِ وَهُوَ فِي حَالِ الصِّحَّةِ وَالمَرَضِ سَوَاءٌ

Pengakuan itu ada dua macam: hak Alloh dan hak adam. Hah Alloh disahkan mencabut pengakuan. Dan hak adam tidak sah mencbut kembali pengakuan. Pengakuan membutuhkan tiga sarat:

  1. Baligh
  2. Berakal
  3. Pilihan

Bila pengakuan berhubungan dengan harta maka ada sarat yang keempat yaitu pandai.

Dan ketika mengakui sesuatu yang tidak jelas maka dia harus mencabut kembali dengan keterangan. Disahkan mengistisna’i dalam pengakuan ketika disambungkan yaitu dalam sehat dan sakit sama.

Pinjaman

فَصْلُ: وَكُلُّ مَا يُمْكِنُ الانْتِفَاعُ بِهِ مَعَ بَقَاءِ عَيْنِهِ جَازَتْ إِعَارَتُهُ إِذَا كَانَتْ مَنَافِعُهُ آثَاراً وَتَجُوزُ العَارِيَةُ مُطْلَقَةً وَمُقَيَّدَةً بِمُدَّةٍ وَهِيَ مَضْمُونَةٌ عَلَى المُسْتَعِيرِ بِقِيمَتِهَا يَوْمَ تَلَفِهَا

Fasal: Setiap perkara yang bisa di ambil manfaat dan barangya tetap maka boleh dipinjamkan, jika kemanfaatanya itu berupah bekas, dan pinjaman itu boleh secara mutlaq atau dibatasi dengan waktu, dan pinjaman itu menjadi tanggungan peminjam di hari rusak.

فَصْلٌ: وَمَنْ غَصَبَ مَالاً لِأَحَدٍ لَزِمَهُ رَدُّهُ وَأَرْشُ نَقْصِهِ وَأُجْرَةُ مِثْلِهِ فَإِنْ تَلِفَ ضَمِنَهُ بِمِثْلِهِ إنْ كَانَ لَهُ مِثْلٌ وَبِقِيمَتِهِ إنْ لَمْ يَكُن لَهُ مِثْلٌ أَكْثَرَ مَا كَانَتْ مِنْ يَوْمِ الغَصْبِ إِلَى يَوْمِ التَّلَفِ

Semua sesuatu yang bisa diambil manfaatnya serta utuh bendanya maka diperbolehkan meminjamkan ketikan hasilnya bisa terlihat nyata. Diperbolehkan meminjam baik mutlak atau dikayyiti. Dengan waktu. Pinjaman akan diganti oleh orang yang meminjam dengan harganya pada hari rusaknya pinjaman.

Menanam Modal

فَصْلٌ: وَالشُّفْعَةُ وَاجِبَةٌ بِالخُلْطَةِ دُونَ الجِوَارِ فِيمَا يَنْقَسِمُ دُونَ مَا لاَ يَنْقَسِمُ وَفِي كُلِّ مَا لَا يُنْقَلُ مِنَ الأَرْضِ كَالعَقَارِ وَغَيْرِهِ بِالثَّمَنِ الَّذِي وَقَعَ عَلَيْهِ البَيْعُ وَهِيَ عَلَى الفَوْرِ فَإنْ أَخَّرَهَا مَعَ القُدْرَةِ عَلَيْهَا بَطَلَتْ. وَإذَا تَزَوَّجَ امْرَأَةً عَلَى شِقْصٍ أَخَذَهُ الشَّفِيعُ بِمَهْرِ المِثْلِ وَإذَا كَانَ الشُّفَعَاءُ جَمَاعَةً اسْتَحَقُّوهَا عَلَى قَدْرِ الأَمْلاَكِ

Menambah modal itu adalah wajib dalam harta yang dikerjasamakan dibawahnya dalam sesuatu yang bisa dibagi dan dalam hal yang tidak bisa dibagi dari pekarangan atau yang lain maka dengan harga yang berlaku dalam jual beli secara kontan. Bila mengakhirkannya disertai ada kemampuan atasnya maka batal. Ketika seseorang menikahi perempuan atas bagian dia maka dia harus menambahkan modal untuk umumnya maskawin. Ketika modal diberikan jamaah maka mereka semua memiliki hak kepemilikan.

Bagi Hasil

فَصْلٌ: وَلِلْقِرَاضِ أَرْبَعَةُ شَرَائِطَ أَنْ يَكُونَ إِلَى نَاضٍّ مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيرِ وَأَنْ يَأْذَنَ رَبُّ المَالِ لِلعَامِلِ فِي التَّصَرُّفِ مُطْلَقاً أَوْ فِيمَا لاَ يَنْقَطِعُ وُجُودُهُ غَالِباً وَأنْ يَشْتَرِطَ لَهُ جُزْءاً مَعْلُوماً مِنَ الرِّبْحِ وَأَنْ لاَ يُقَدَّرَ بِمُدَّةٍ. وَلاَ ضَمَانَ عَلَى العَامِلِ إِلاَّ بِعُدْوَانٍ وَإذَا حَصَلَ رِبْحٌ وَخُسْرَانٌ جُبِرَ الخُسْرَانُ بِالرِّبْحِ

Bagi hasil ada empat sarat:

  1. Hendaklah dalam bidang uang baik dirham atau dinar
  2. Pemilik harta hendaklah mengijinkan kepada karyawan mutlak dam mentasarufkan atau dalam sesuatu yang tidak habis wujudnya.
  3. Pemilik harta hendakalah mensaratkan jus(bagian) yang sudah diketahui dari untung
  4. Tidak menentukan waktu.

Dan pekerja tidak mengganti kecuali permusuhan. Ketika untung atau rugi maka kerugian di tambeli dari keuntungan

Siraman (Pengairan)

فَصْلٌ: وَالمُسَاقَاةُ جَائِزَةٌ عَلَى النَّخْلِ وَالكَرْمِ، وَلَهَا شَرْطَانِ: أَحَدُهُمَا أَنْ يُقَدِّرَهَا بِمُدَّةٍ مَعْلُومَةٍ وَالثَّانِي أَنْ يَعَيِّنَ لِلْعَامِلِ جُزْءاً مَعْْلُوماً مِنَ الثَّمْرَةِ، ثُمَّ العَمَلُ فِيهَا عَلَى ضَرْبَيْنِ عَمَلٌ يَعُودُ نَفْعُهُ إِلَى الثَّمْرَةِ فَهُوَ عَلَى العَامِلِ وَعَمَلٌ يَعُودُ نَفْعُهُ إِلَى الأَرْضِ فَهُوَ عَلَى رَبِّ المَالِ

Akat siraman itu boleh dalam kurma dan anggur. Akat siraman mempunyai dua sarat:

  1. Ditetukan perkiraan masanya
  2. Yang benyirami menentukan juz yang ditentukan dari buah

Kemudian akat siraman itu ada dua macam:

  1. Pekerjaan yang manfaatnya kembali kepada buah. Ditanggung oleh karyawan
  2. Pekerjaan yang akan kembali kepada tanah. Dibebankan kepada yang punya tanah

Sewa

فَصْلٌ: وَكُلُّ مَا أَمْكَنَ الانْتِفَاعُ بِهِ مَعَ بَقَاءُ عَيْنِهِ صَحَّتْ إِجَارَتُهُ إِذَا قُدِّرَتْ مَنْفَعَتُهُ بِأَحَدِ أَمْرَيْنِ بِمُدَّةٍ أَوْ عَمَلٍ وَإطْلاَقُهَا يَقْتَضِي تَعْجِيلُ الأُجْرَةِ إِلاَّ أَن يُشْرِطَ التَّأجِيلَ وَلاَ تَبْطُلُ الإجَارَةُ بِمَوتِ أَحَدِ المُتَعَاقِدَيْنِ وَتَبْطُلُ بِتَلَفِ العَيْنِ المُسْتَأجَرَةِ وَلاَ ضَمَانَ عَلىَ الأَجِيرِ إلاَّ بِعُدْوَانٍ

Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan keadaannya tetap utuh (tidak berubah), maka boleh menyewakannya jika manfaatnya itu ditentukan dengan salah satu perkara:

(a) Dengan jangka waktu atau (b) pekerjaan; Ongkos ijarah (sewa) harus dibayar tunai, kecuali jika ada perjanjian untuk menangguhkan pembayaran ongkos sewa tersebut

Ijarah tidak menjadi batal karena meninggalnya salah seorang di antara kedua orang yang melakukan akad. Akan tetapi, ijarah itu batal karena rusaknya barang yang disewakan.

Tidak ada tanggungan bagi si penyewa atas barang sewaan kecuali jika ia rusak karena kecerobohannya.

Sayembara

فَصْلٌ: وَالجُعَالَةُ جَائِزَةٌ وَهُوَ أَنْ يَشْتَرِطَ فِي رَدِّ ضَالَّتِهِ عِوَضاً مَعْلُوماً فَإذَا رَدَّهَا رَادٌّ اسْتَحَقَّ ذَلِكَ العِوَضَ المَشْرُوطَ

Sayembara itu boleh. Hendakla mensyaratkan dalam mengembalikan harta yang hilang yang sudah diketahui. Maka bila ada orang yang mengembalikan maka dia berhak mendapat ganti yang disyaratkan.

Menggarap Tanah

فَصْلٌ: وَإذَا دَفَعَ إِلَى رَجُلٍ أَرْضاً لِيَزْرَعَهَا وشَرَّطَ لَهُ جُزْءاً مَعْلُوماً مِنْ زَرْعِهَا لَمْ يَجُزْ، وَإنْ أَكْرَاهُ إِيَّاهَا بِذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ أَوْ شَرَّطَ لَهُ طَعَاماً مَعْلُوماً فِي ذِمَّتِهِ جَازَ

Ketika seseorang memberikan tanah kepada orang lain untuk ditanami dan mensaratkan jus yang sudah diketahui dari jenis tanamannya maka tidak boleh. Bila ia memaksanya ditukar dengan emas atau perak atau mensaratkan ditukar dengan makanan yang diketahui dalam tanggungannya maka boleh.

Membuka Lahan

فَصْلٌ: وَإحْيَاءُ المَوَاتِ جَائِزٌ بِشَرْطَيْنِ أَنْ يَكُونَ المُحْيِي مُسْلِماً وَأَنْ تَكُونَ الأَرْضُ حُرَّةً لَمْ يَجُرَّ عَلَيْهَا مِلْكٌ لِمُسْلِمٍ وَصِفَةُ الإحْيَاءَ مَا كَانَ فِي العَادَةِ عِمَارَةٌ لِلْمُحْيَا. وَيَجِبُ بَذْلُ المَاءِ بِثَلاَثَةِ شَرَائِطَ أَنْ يَفْضُلَ عَنْ حَاجَتِهِ وَأَنْ يَحْتَاجُ إِلَيهِ غَيْرُهُ لِنَفْسِهِ أَوْ لِبَهِيمَتِهِ وَأَنْ يَكُونَ مِمَّا يُسْتَخْلَفُ فِي بِئْرٍ أَوْ عَيْنٍ

Membuaka garapan baru itu boleh ketika yang membuka areal baru adalah muslim dan bumi yang dibuka adalah areal bebas. Tidak boleh membuka areal baru yang sudah dimiliki muslim. Dan sifat pembukaan areal baru adalah sepanjang berlaku dalam membuka areal baru. Dan wajib menyerahkan air dengan tiga sarat: tersisa atas kebutuhannya sendiri, ada orang lain yang membutuhkan dari padanya atau ternaknya dan air tersebut bisa diganti dalam sumur atau mata air.

Wakaf

فَصْلٌ: وَالوَقْفُ جَائِزٌ بِثَلاَثَةِ شَرَائِطَ أَنْ يَكُونَ مِمَّا يُنْتَفَعُ بِهِ مَعَ بَقَاءِ عَيْنِهِ وَأَنْ يَكُونَ عَلَى أَصْلٍ مَوْجُودٍ وَفَرْعٍ لاَ يَنْقَطِعْ وَأَنْ لاَ يَكُونَ فِي مَحْظُورٍ وَهُوَ عَلَى مَا شَرَّطَ الوَاقِفُ مِنْ تَقْدِيمٍ أَوْ تَأخِيرٍ أَوْ تَسْوِيَةٍ أَوْ تَفْضِيلٍ

Wakaf itu boleh dalam tiga hal:

  1. Benda yang bisa dimanfaatkan serta bendanya utuh
  2. Benda itu asli adanya dan cabang yang tidak putus
  3. Benda itu tidak termasuk yang dilarang yaitu perka yang disyaratkan waqif seperti mendahulukan atau mengakhirkan atau menyamakan atau melebihkan.

Hibah

فَصْلٌ: وَكُلُّ مَا جَازَ بَيْعُهُ جَازَتْ هِبَتُهُ وَلاَ تَلْزَمُ الهِبَةُ إِلَّا بِالقَبْضِ وَإذَا قَبَضَهَا المَوْهُوبُ لَهُ لَمْ يَكُن لِلْوَاهِبِ أَنْ يِرْجِعَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَكُونَ وَالِداً وًإِذَا أَعْمَرَ شَيْئاً أَوْ أَرْقَبَهُ كَانَ لِلْمُعَمَّرِ أَوْ لِلمُرَقَّبِ وِلِوَرَثِتِهِ مِنْ بَعْدِهِ

Setiap sesuatu yang bisa dijual maka boleh dihibahkan. Hibah harus dilakukan dengan serah terima. apabila orang yang diberi (mauhub lah) sudah menerima barang hibah maka tidak boleh bagi pemberi hibah (al wahib) mencabut kembali pemberiannya kecuali bapak.

Barang Temuan

فَصْلٌ: وَإِذَا وَجَدَ لُقَطَةً فِي مَوَاتٍ أَوْ طَرِيقٍ فَلَهُ أَخْذُهَا أَوْ تَرْكِهَا، وَأَخْذُهَا أَوْلَى مِنْ تَرْكِهَا إِنْ كَانَ عَلَى ثِقَةٍ مِنَ القِيَامِ بِهَا وَإذَا أَخَذَهَا وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَ سِتَّةَ أَشْيَاءَ وِعَاءَهَا وَعِفَاصَهَا وَوِكَاءَهَا وَجِنْسِهَا وَعَدَدِهَا وَوَزْنَهَا، وَيَحْفَظَهَا فِي حِرْزِ مِثْلِهَا ثُمَّ إِذَا أَرَادَ تَمَلُّكَهَا عَرَّفَهَا سَنَةً عَلَى أَبْوَابِ المَسَاجِدِ وَفِي المَوْضِعِ الَّذِي وَجَدَهَا فِيهِ فَإنْ لَمْ يَجِدْ صَاحِبَهَا كَانَ لَهُ أَنْ يَتَمَلَّكَهَا بِشَرْطِ الضَّمَانِ

Apabila menemukan luqatah (barang temuan) di bumi mati atau jalan maka boleh diambil atau ditinggalkan. Mengambil lebih utama dari meninggalkan apabila ia percaya dapat menjaganya. apabila mengambilnya maka wajib baginya mengetahui enam perkara: Wadahnya, isinya, agennya, jenisnya, jumlahnya, dan beratnya. Dia menyimpannya di wadah yang sama, dan kemudian jika dia ingin memilikinya, dia mengiklankannya selama setahun di papan pengumuman masjid, dan di tempat ia menemukannya. Jika ia tidak menemukan pemiliknya, maka ia berhak memilikinya dengan syarat adanya jaminan.

وَاللُّقَطَةُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَضْرُبٍ أَحَدُهَا مَا يَبْقَى عَلَى الدَّوَامِ فَهَذَا حُكْمُهُ، الثَّانِي مَا لَا يَبْقَى كَالطَّعَامِ الرَّطْبِ فَهُوُ مُخَيَّرٌ بَيْنَ أَكْلِهِ وَغَرْمِهِ أَوْ بَيْعِهِ وَحِفْظِ ثَمَنِهِ، الثَّالِثُ مَا يَبْقَى بِعِلاَجٍ كَالرُّطُبِ فَيَفْعَلُ مَا فِيهِ المَصْلَحَةَ مِنْ بَيْعِهِ وَحِفْظِ ثَمَنِهِ أَوْ تَجْفِيفِهِ وَحِفْظِهِ، الرَّابِعُ مَا يَحْتَاجُ إِلَى نَفَقَةٍ كَالحَيَوَانِ وَهُوَ ضَرْبَانِ حَيَوَانٌ لاَ يَمْتَنِعُ بِنَفْسِهِ فَهُوَ مُخَيَّرٌ بَيْنَ أَكْلِهِ وَغَرْمِ ثَمَنِهِ أَوْ تَرْكِهِ وَالتَّطَوُّعِ بِالإنْفَاقِ عَلَيْهِ أَوْ بَيْعِهِ وَحْفْظِ ثَمَنِهِ وَحَيَوَانٌ يَمْتَنِعُ بِنَفْسِهِ فَإنَ وَجَدَهُ فِي الصَّحْرَاءِ تَرَكَهُ وَإِنْ وَجَدَهُ فِي الحَضَرِ فَهُوَ مُخَيَّرٌ بَيْنَ الأَشْيَاءِ الثَّلاَثَةِ فِيهِ

Barang Temuan itu terbagi menjadi empat bagian, yang pertama adalah barang yang tetap, dan yang kedua adalah yang barang tidak tetap, seperti makanan basah, maka ia mempunyai pilihan antara memakannya dan menyimpannya baik-baik atau menjualnya dan menjaga harganya. Yang ketiga adalah sesuatu yang tetap tetapi rentan rusak, misalnya kurma segar, sehingga ia dapat melakukan apa yang terbaik dengan menjualnya dan menjaga harganya atau mengeringkannya dan mengawetkannya, yang keempat adalah yang memerlukan perawatan. Ibarat binatang, yaitu binatang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri, maka ia mempunyai pilihan antara memakannya dan membayar harganya, atau meninggalkannya dan rela membelanjakannya, atau menjualnya dan mempertahankan harganya sebagai binatang untuk melindungi dirinya sendiri. .Jika dia menemukannya di padang gurun, dia meninggalkannya, tetapi jika dia menemukannya di kota, dia punya pilihan antara tiga hal yang ada di dalamnya.

فَصْلٌ: وَإِذَا وُجِدَ لَقِيطٌ بِقَارِعَةِ الطَّريقِ فَأَخْذُهُ وَتَرْبِيَتُهُ وَكَفَالَتُهُ وَاجِبَةٌ عَلَى الكِفَايَةِ وَلاَ يُقَرُّ إِلَّا فِي يَدِ أَمِينٍ فَإنْ وُجِدَ مَعَهُ مَالٌ أَنْفَقَ عَلَيهِ الحَاكِمُ مِنهُ وَإنْ لَمْ يُوجَدْ مَعَهُ مَالٌ فَنَفَقَتُهُ فِي بَيْتِ المَالِ

Bila seseorang menemukan sesuatu di tengah jalan maka mengambilnya, membesarkan dan merawatnya itu adalah wajib kifayah. Temuan tidak selalu tetap ditangan orang yang bisa dipercaya. Dan bila ditemukan ada harta bendanya maka hakim menafkahkannya. Bila ditemukan tidak ada harta bendanya maka nafkahnya diambilkan dari baitul maal.

Titipan

فَصْلٌ: وَالوَدِيعَةُ أَمَانَةٌ وَيُسْتَحَبُّ قَبُولُهَا لِمَنْ قَامَ بِالأَمَانَةِ فِيهَا وَلَا يَضْمَنُ إِلَّا بِالتَّعَدِّي وَقَوْلُ المُودَعِ مَقْبُولٌ فِي رَدِّهَا عَلَى المُودِعِ وَعَلَيْهِ أَنْ يَحْفَظَهَا فِي حِرْزِ مِثْلِهَا وَإذَا طُولِبَ بِهَا فَلَمْ يُخْرِجْهَا مَعَ القُدْرَةِ عَلَيهَا حَتَّى تَلِفَتْ ضَمِنَ

Titipan itu adalah kepercayaan. Disunnahkan menerima kepercayaan bagi orang yang mampu melaksanakan amanah. Dan tidak mengganti kecuali dengan main main. Ucapan yang meititipkan diterima dalam mengembalikan titipan terhadap yang menerima titip. Dan orang yang dititipi harus menjaga ditempat wajarnya menyimpan. Bila disuruh mengembalikan dan dia tidak mengeluarkannya pdahal dia bisa maka dia harus mengganti.

Leave a Comment