Hukum Bermakmum Shalat Wajib pada Imam yang Shalat Sunnah
Dalam shalat jamaah ada keuntungan 27 derajat daripada shalat sendiri, ada berbagai macam jenis shalat, lalu apakah boleh berjamaah dengan orang yang berbeda niatnya.
ولا يضر اختلاف نية الإمام والمأموم فيصح اقتداء المفترض بالمتنفل والمؤدي بالقاضي وفي طويلة بقصيرة كظهر بصبح وبالعكوس
“Perbedaan niat antara imam dan makmum tidak masalah. Karena itu, seseorang yang shalat wajib lalu bermakmum kepada orang yang shalat sunah, seseorang yang shalat tunai lalu mengikuti orang yang mengqadha shalat, seseorang yang shalat panjang lalu bermakmum kepada orang yang shalat pendek seperti zhuhur dengan subuh, atau sebaliknya, maka semua shalat itu sah” (Al-Baijuri, juz I, halaman 205).
قوله: إذا اتفقا فيها صلاتا الإمام والمأموم أي عددا ونوعا كظهرين، فان اختلفا نوعا فقط كعصر خلف ظهر أو نوعا وصفة كمغرب خلف ظهر كانت الجماعة مكروهة، ومع تحصل ذلك فضيلتها كفرض خلف نفل وعكسه ومؤداة خلف مقضية وعكسه
“(Bila dua shalat antara shalat imam dan shalat makmum sama) baik jumlah maupun jenisnya seperti sama shalat zhuhur. Tetapi kalau hanya berbeda jenis seperti orang shalat ashar yang bermakmum kepada orang shalat zhuhur, atau berbeda model dan sifat seperti orang shalat maghrib yang bermakmum kepada orang shalat zhuhur, maka shalat jamaah tersebut makruh. Meskipun demikian, keutamaan shalat berjamaah tetap didapat seperti orang shalat fardhu yang bermakmum kepada orang shalat sunah atau sebaliknya, orang shalat tunai yang bermakmum kepada orang yang mengqadha shalat atau sebaliknya” (Hasyiyatus Syarqawi, juz I, halaman 316).
Menurut keterangan diatas orang yang shalat sunnah boleh bermakmum pada imam yang shalat wajib, juga orang yang shalat wajib boleh bermakmum pada imam yang shalat sunnah dengan syarat tata cara gerakan shalat sama seperti contoh makmum shalat dhuhur sedangkan imamnya shalat ba’diyah duhur. Namun tidak boleh jika tata cara shalatnya berbeda seperti makmum shalat dhuhur tapi imamnya shalat jenazah.